Sistem pakar (Expert
Sysetem) merupakan suatu metode Artificial Intelligence yang berguna untuk
meniru cara berpikir dn penalaran aeorang ahli dalam mengambil keputusan
berdasarkan situasi yang ada. Sistem Pakar ini berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer supaya komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
dilakukan para ahli.
Komponen Sistem Pakar :
·
Basis Pengetahuan (knowledge base) :
berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan
dan memecahkan persoalan.
·
Motor inferensi (inference engine) : dua
cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi yaitu forward chaining
(data-drivenà inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi
diperoleh) dan backward chaining (goal-drivenà dimulai dari hipotesis, kemudian
mencari bukti yang mendukung).
·
Blackboard : area kerja memori yang disimpan sebagai
database untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input dan
digunakan juga untuk perekaman hipotesis
dan keputusan sementara.
·
Subsistem akuisisi pengetahuan :
akumulasi, transfer dan transformasi keahlian pemecahan masalah dari pakar atu
sumber pengetahuan terdokumentasi ke program komputer untuk membangun atau
memperluas basis pengetahuan.
·
Antarmuka pengguna (user interface) :
digunakan untuk media komunikasi antar user dan program.
·
Subsistem penjelasan : digunakan untuk
melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara
interaktif melalui pertanyaan
·
Sistem penyaringan informasi
Pengertian
Gangguan Bulimia Nervosa :
Bulimia Nervosa adalah
kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang terjadi
secara terus menerus. Bulimia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi
pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan
terhadap diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang
dengan bulimia nervosa adalah membuat dirinya muntah, kadang-kadang disebut
pembersihan; puasa, serta penggunaan laksatif, enema, diuretik, dan olahraga
yang berlebihan juga merupakan ciri umum.
Penyebab
Bulimia :
Bulimia merupakan salah
satu kelainan mental, penyebab bulimia belum diketahui secara biologis. Namun
karena ini berhubungan dengan behavioral health, maka para ahli meyakini ada
beberapa factor yang bisa menyebabkan penyakit ini:
- masalah keluarga -
perilaku maladaptif - pertentangan identitas diri - budaya yang terlalu
menitikberatkan kepada penampilan fisik.
Masalah penampilan
serta berat badan merupakan factor utama yang penyebab bulimia pada seorang
wanita. Seorang penderita bulimia biasanya mempunyai ketahanan mental yang
kurang, kurang percaya diri dan memiliki masalah dengan berat badan dan ini
yang membuatnya menjadi terobsesi dengan penurunan berat badan. Hal-hal seperti
di atas juga bisa menjadi akibat bulimia yang mengerikan.
Pengalaman mempunyai
masalah dengan berat badan membuatnya selalu merasa gemuk. Hal ini mendorong
diet yang tidak terkontrol, olah raga berlebih dan akhirnya menderita bulimia.
Penelitian baru
menunjukan bahwa kelainan mental ini juga disebabkan oleh proses kimiawi yang
ada di dalam otak. Para ahli menduga bahwa kelainan neurotransmitter dalam
otak, utamanya neurotransmitter serotonin merupakan pemicu terjadinya penyakit
bulimia nervosa ini. Namun dugaan awal ini masih belum bisa dijelaskan secara spesifik
karena kompleksnya penyakit.
Karakteristik
diagnostic Bulimia Nervosa ( DSM IV , APA 2000 )
·
Episode berulang dari makan berlebihan
seperti :
1) Memakan
makanan dalam jumlah yang sangat luar biasa selama periode 2 jam
2) Merasa
kehilangan kontrol terhadap pemasukan makanan pada saat episode tersebut.
·
Perilaku tidak sesuai yang sering
terjadi untuk menjaga agar berat badan tidak bertambah seperti membangkitkan
rasa ingin muntah, penyalahgunaan obat pencahar, dll.
·
Rata-rata minimal dalam seminggu terjadi
dua episode makan berlebihan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai untuk
menghindari bertambahnya berat badan, dan hal ini terjadi minimal selama 3
bulan.
·
Perhatian berlebihan yang terus menerus
pada bentuk dan berat badan.
Penanganan
Bulimia Nervosa :
1. Terapi Psikodinamika
Terapi ini terkadang
dikombinasikan dengan terapi perilaku untuk menggali lebih dalam konflik
psikologis yang ada.
2. Terapi Kognitif – Behavioural
Berguna dalam membantu
penderita bulimia untuk mengatasi pikiran dan keyakinan self-defeating ,
seperti pemikiran yang tidak realistis dan perfeksionis mengenai diet dan berat
badan. Untuk menghilangkan kebiasaan memaksa diri memuntahkan makanan, terapis
dapat menggunakan teknih behavioural yaitu exposure with response prevention.
3. Terapi Interpersonal
Terapi ini menekankan
pada penyelesaian masalah interpersonal dengan keyakinan bahwa fungsi
interpersonal yang semakin efektif akan menghasilkan kebiasaan dan sikap makan
yang lebih sehat.
Pengobatan
Bulimia Nervosa :
1. Terapi psikis
Terapi bulimia biasanya
meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan
permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri
dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan
pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok
dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi
dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi
konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan.
2. Obat-obatan.
Untuk penderita bulimia
umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan
psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti
imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride
(Norpramin); atau jenisselective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti
fluoxetine(Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline
(Zoloft), danparoxetine (Seroxat).
Berikut adalah uraian
penjelasan desain sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan bulimia nervosa :
1)
Pada tahap pertama, latar belakang medis
suatu penyakit dicatat melalui wawancara pribadi antara psikolog dan klien yang
diduga mengalami gangguan bulimia nervosa. Sehingga menghasilkan data-data
pemeriksaan klien yang terdiri dari identitas klien, riwayat penyakit keluarga,
keadaan umum klien dan gejala-gejala penyakit yang dirasakan klien.
2)
Untuk meyakinkan pengambilan keputusan
jenis gangguan apa yang dialami klien, psikolog menggunakan aplikasi Sistem
Pakakar.
3)
Kemudian, psikolog melakukan antar muka
input Sistem Pakar dengan cara : Membuka aplikasi sistem pakar pada komputer,
log in, mengisi form yang ada dengan meng- klik item-item yang termasuk dalam
gejala-gejala penyakit yang dirasakan klien. Dalam tahap ini, sistem pakar pada
basis pengetahuan terdiri dari data informasi mengenai Gangguan bulimia nervosa dengan seperangkat dibuat
dimana masing-masing aturan yang terkandung dalam bagian IF mempunyai gejala
dan dalam bagian Then mempunyai penyakit
yang dispesifikasikan. Mesin inferensi
(forward chaining) adalah algoritma pencocokkan pola yang tujuan utamanya
adalah untuk mengasosiasikan fakta (data input) dengan aturan yang berlaku dari
basis aturan (rule base).
4)
Setelah terjadi pencocokkan pola yang
terjadi dalam mesin inferensi, yaitu gejala-gejala klien sesuai dengan
gejala-gejalabulimia nervosa yang ada dalam data pengetahuan sistem pakar, maka
dalam proses antarmuka output dihasilkan pernyataan diagnosis penyakit berupa
gangguan bulimia nervosa.
5)
Setelah mengetahui jenis gangguan
kecemasan yang dialami klien, akan muncul pula
kondisi umum klien ,dan obat medis yang boleh digunakan serta
jenis-jenis terapi yang bisa digunakan untuk menangani gangguan bulimia nervosa
ini. Oleh karena itu psikolog dapat dengan mudah dan segera menentukan jenis
penanganan apa yang sesuai dengan klien.
Rathus,
S.A., dkk. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga.
Papalia,
D.E., dkk. (2009). Human Development. Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.
Supratiknya,
D. A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar